Minggu, 07 Juli 2013

TEKA-TEKI PISAU CUKUR DAPAT TULARKAN HIV


Jurnalis Warga Kabupaten Probolinggo (07/07/2013), Cara penularan HIV/AIDS dapat melalui hubungan seks yang tidak terlindung, baik melalui vagina, anal maupun oral, dengan pasangan yang mengidap HIV/AIDS, tranfusi darah yang mengandung HIV/AIDS, ibu hamil pengidap HIV/AIDS kepada janin melalui tali pusat, alat/jarum yang dapat melukai kulit atau menyebabkan luka/perdarahan (pisau cukur, tusuk jarum, tindik, tato) dan sikat gigi bekas dipakai orang pengidapHIV/AIDS (Suesen, 1997). Angka penularan HIV/AIDS melalui transmisi pisau cukur di Indonesia memang belum pernah dilaporkan. Namun, ada data lain yang perlu diwaspadai, yaitu dari 17.207 orang Indonesia yang mengidap HIV/AIDS, 289 orang di antaranya belum diketahui faktor risiko penyebabnya (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2008). Artinya, jumlah tersebut mungkin sebagian disebabkan melalui transmisi pisau cukur yang tidak dikelola dengan benar.
Meskipun angka penularan HIV/AIDS melalui transmisi pisau cukur belum diketahui, namun melihat tingginya angka HIV/AIDS, maka universal precaution atau tindakan kewaspadaan umum terhadap bahaya penularan HIV melalui pisau cukur, dipandang masih sesuai untuk dilakukan. Untuk mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar darah HIV ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu pertama semua alat yang menembus kulit dan darah (seperti jarum suntik, jarum tato, atau pisau cukur) harus disterilisasi dengan benar; kedua, jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit bergantian dengan orang lain (Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan/Pusdiknakes Depkes RI, 1997). Salah satu artikel dalam the Kuwait Medical Journal memaparkan bahwa untuk menjaga kesehatan pribadi narapidana dari penularan HIV, otoritas penjara harus menyediakan sebanyak mungkin pisau cukur guna keperluan rutin mencukur jenggot dan rambut kepala para narapidana. Narapidana dilarang menggunakan pisau cukur secara bergantian, sebab jika pisau cukur tercemari darah yang terkena infeksi HIV, maka akan memudahkan penyebaran HIV antar narapidana (Akeke et al., 2007).

Berdasarkan paparan yang diatas berbeda halnya dengan berita yang ada di kompas.com (15/12/2011), Dr. Nafsiah Mboi menyayangkan masih banyak mitos-mitos keliru ditengah masyarakat terkait penularan virus HIV/AIDS, ia membantah mtos menyesatkan yang mengatakan bahwa penularan HIV dapat terjadi melalui tusuk gigi dan pisau cukur bekas rambut, yang selama ini sering ditakutkan oleh masyarakat. “ Tusuk gigi tidak, pisaucukur salon asalkan dibersihkan juga tidak bermasalah, karena virus ini jika ada diudara luar dia akan mati, virus ini tidak mudah menular,” tegasnya.

Nah, sekarang kita bisa menentukan seandainya mau potong rambut dengan menggunakan pisau cukur atau sejenisnya punya pemilik salon, rata-rata pemotong rambut belum mengetahui tentang bagaimana penularan HIV/AIDS. Sebaiknya kita bisa menjaga diri kita supaya tidak tertular, dengan cara selalu berfikir positif dan jangan lupa membawa silet sendiri saja, lebih baik berkorban sedikit dari pada harus mengobati. Ingat motto dari ruang VCT RSUD. Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo “hindarilah virusnya jangan hindari orangnya.” (JW SETIYO)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar