Rabu, 03 Juli 2013

SATU SAJADAH BERSAMA DAHLAN ISKAN

Surabaya, Jurnalis Warga – Jalanan menuju rumah Dahlan Iskan penuh dengan mobil mewah, mobil butut, Vespa, Honda CB dan terlihat beberapa sepeda onthel dengan aksesoris burung garuda dan bendera merah putih di stang kanannya (29/07). Beragam manusia dari berbagai profesi hadir dalam acara bersama Dahlan Iskan, memberi isyarat bahwa tokoh yang satu ini diterima semua kalangan atas (ulama, pengusaha, eksekutif, yudikatif, legislatif, pers dan kalangan artis) maupun kalangan bawah (pedagang kaki lima, aktivis, buruh, pekerja seni dan komunitas sepeda onthel). Dahlan Iskan manusia sederhana bermental baja, menjadi inspirasi kemajuan Indonesia, ditangannya Jawa Pos menjelma menjadi Harian Surat kabar terbesar, PLN menjadi terang dengan prestasi gemilang dan BUMN menampakkan keberpihakan kepada rakyat hanya pada eranya, pun demikian tak semua prestasinya luput sari kritik dan demo ketidakpuasan.Masuk ke halaman rumah Dahlan Iskan sudah penuh sesak manusia yang antri minta tanda tangan dan foto bersama, wajahnya sumringah, senyumnya tulus dan sorot matanya penuh semangat. Saya berupaya untuk bisa berdialog dan keberuntungan berpihak, 15 menit bersama Dahlan Iskan adalah sesuatu yang istimewa untuk level orang seperti saya. Beberap poin dari pembicaraan kami hanya 3 (tiga) hal yang saya bisa mengingatnya dengan baik. Pertama, fokus pada tujuan hidup jalan sukses pasti terbuka. Kedua tauhid yang benar dengan tindakan yang benar dan lurus pada setiap pilihan hidup. Ketiga karakter sejati seorang pemimpin wajib dimiliki. Mungkin beberapa orang berpikir saya orang penting karena begitu ramahnya Dahlan iskan melayani saya berbicara disela-sela berbuka puasa dan mereka orang yang pengertian untuk tidak mengganggu saya bercengkrama dengan Dahlan Iskan. Allahu Akbar...Allahu Akbar...suara Adzan Isya menyadarkan kami, jabat tangan Dahlan Iskan erat dan perpisahan kata yang selalu tidak mengenakkan.
Luruskan dan rapatkan barisan, perintah Imam Sholat dari Jombang, seorang jamaah menyeruak disela-sela barisan kami dengan menenteng sajadah yang terlipat. Dahlan Iskan, pikirku lirih. Sebuah sajadah dibentangkan melintang dengan saya, berdua...benar-benar berdua dalam satu sajadah bersama Dahlan Iskan...manusia yang berganti hati tetapi tidak berganti tauhid tidak juga berganti cita-cita untuk Indonesia Sehat, Cerdas dan Sejahtera.(JW BUKHARI-KAB.PROBOLINGGO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar