SATU SAJADAH BERSAMA DAHLAN ISKAN
Surabaya,
Jurnalis Warga – Jalanan menuju rumah Dahlan Iskan penuh dengan mobil
mewah, mobil butut, Vespa, Honda CB dan terlihat beberapa sepeda onthel
dengan aksesoris burung garuda dan bendera merah putih di stang kanannya
(29/07). Beragam manusia dari berbagai profesi hadir dalam acara
bersama Dahlan Iskan, memberi isyarat bahwa tokoh yang satu ini diterima
semua kalangan atas (ulama, pengusaha, eksekutif, yudikatif,
legislatif, pers dan kalangan artis) maupun kalangan bawah (pedagang
kaki lima, aktivis, buruh, pekerja seni dan komunitas sepeda onthel).
Dahlan Iskan manusia sederhana bermental baja, menjadi inspirasi
kemajuan Indonesia, ditangannya Jawa Pos menjelma menjadi Harian Surat
kabar terbesar, PLN menjadi terang dengan prestasi gemilang dan BUMN
menampakkan keberpihakan kepada rakyat hanya pada eranya, pun demikian
tak semua prestasinya luput sari kritik dan demo ketidakpuasan.Masuk ke halaman rumah Dahlan Iskan sudah penuh sesak manusia yang antri
minta tanda tangan dan foto bersama, wajahnya sumringah, senyumnya
tulus dan sorot matanya penuh semangat. Saya berupaya untuk bisa
berdialog dan keberuntungan berpihak, 15 menit bersama Dahlan Iskan
adalah sesuatu yang istimewa untuk level orang seperti saya. Beberap
poin dari pembicaraan kami hanya 3 (tiga) hal yang saya bisa
mengingatnya dengan baik. Pertama, fokus pada tujuan hidup jalan sukses
pasti terbuka. Kedua tauhid yang benar dengan tindakan yang benar dan
lurus pada setiap pilihan hidup. Ketiga karakter sejati seorang pemimpin
wajib dimiliki. Mungkin beberapa orang berpikir saya orang penting
karena begitu ramahnya Dahlan iskan melayani saya berbicara disela-sela
berbuka puasa dan mereka orang yang pengertian untuk tidak mengganggu
saya bercengkrama dengan Dahlan Iskan. Allahu Akbar...Allahu
Akbar...suara Adzan Isya menyadarkan kami, jabat tangan Dahlan Iskan
erat dan perpisahan kata yang selalu tidak mengenakkan.
Luruskan dan
rapatkan barisan, perintah Imam Sholat dari Jombang, seorang jamaah
menyeruak disela-sela barisan kami dengan menenteng sajadah yang
terlipat. Dahlan Iskan, pikirku lirih. Sebuah sajadah dibentangkan
melintang dengan saya, berdua...benar-benar berdua dalam satu sajadah
bersama Dahlan Iskan...manusia yang berganti hati tetapi tidak berganti
tauhid tidak juga berganti cita-cita untuk Indonesia Sehat, Cerdas dan
Sejahtera.(JW BUKHARI-KAB.PROBOLINGGO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar