Selasa, 02 Juli 2013

KABUPATEN PROBOLINGGO TIDAK PUNYA DESA/KELURAHAN SIAGA AKTIF MANDIRI

Probolinggo, Jurnalis Warga – Workshop Pengembangan Desa Aktif yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Bidang Pengembangan dan Promosi Kesehatan berlangsung gayeng di Ruang Pertemuan Bentar Pemerintah Kabupaten Probolinggo. Workshop ini menguak misteri dan fakta bahwa di Kabupaten Probolinggo yang memiliki 325 Desa dan 6 Kelurahan belum ada satupun Desa/Kelurahan yang masuk katagori Desa/Kelurahan Siaga Aktif Mandiri. Hal ini diungkap Kepala Bidang Pengembangan dan Promosi Kesehatan, Hary Kaspianto disela-sela kegiatan Workshop berhasil diwawancara Jurnalis Warga (01/07). Hary Kaspianto menjelaskan bahwa Desa/Kelurahan di Kabupaten Probolinggo baru pada level Desa Siaga Aktif Pratama dan beberapa masuk katagori Desa Siaga Aktif Madya, padahal masih ada 2 level diatasnya lagi yaitu, Desa Siaga Aktif Purnama dan Desa Siaga Aktif Mandiri. Yang lebih penting dari klasifikasi tersebut adalah tujuan pengembangan Desa Siaga Aktif itu sendiri yaitu percepatan terwujudnya masyarakat Desa yang peduli, tanggap, mampu mengenali, mencegah serta mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara mandiri, sehingga derajat kesehatannya meningkat.
Peserta Workshop Tahun 2013 ini terdiri dari 100 Desa (pesertanya Kepala Desa atau Sekretaris Desa) yang dibagi dalam 2 (dua) gelombang. Tahun 2012 juga sudah dilaksanakan kegiatan serupa dan untuk sisanya sejumlah 125 Desa akan dialokasikan Workshop pengembangan Desa Siaga Aktif pada Tahun 2014. Pengembangan Desa Siaga Aktif berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Desa Siaga aktif mampu memberikan kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu) dan Puskesmas. Pelayanan kesehatan dasar lebih mengarah kepada Ibu hamil, persalinan aman dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Peserta Workshop dari Desa Mbrangga Kecamatan Lumbang, Artiono-Kepala Desa mengharapkan bahwa pengembangan Desa Siaga ini akan mampu mengurangi angka kematian Ibu dan Anak yang cukup tinggi. Walau sekarang ada Jamkesmas dan Jampersal, realitasnya Rumah Sakit masih saja mempersulit dan mengakibatkan warganya enggan menggunakan Jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat) dan Jampersal (jamimnan persalinan) karena terpengaruh cerita tetangganya, bahwa menggunakan Jamkesmas dan Jampersal tidak menjamin lebih tenang dalam pengobatan sakit dan lebih tenang dalam melahirkan, kesan dipersulit masih sangat kuat dibenak mereka. (JW BUKHARI/KAB.PROBOLINGGO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar