KABUPATEN PROBOLINGGO TIDAK PUNYA DESA/KELURAHAN SIAGA AKTIF MANDIRI
Probolinggo,
Jurnalis Warga – Workshop Pengembangan Desa Aktif yang diselenggarakan
Dinas Kesehatan Bidang Pengembangan dan Promosi Kesehatan berlangsung
gayeng di Ruang Pertemuan Bentar Pemerintah Kabupaten Probolinggo.
Workshop ini menguak misteri dan fakta bahwa di Kabupaten Probolinggo
yang memiliki 325 Desa dan 6 Kelurahan belum ada satupun Desa/Kelurahan
yang masuk katagori Desa/Kelurahan Siaga Aktif Mandiri. Hal ini
diungkap Kepala Bidang Pengembangan dan Promosi Kesehatan, Hary
Kaspianto disela-sela kegiatan Workshop berhasil diwawancara Jurnalis
Warga (01/07). Hary Kaspianto menjelaskan bahwa Desa/Kelurahan di
Kabupaten Probolinggo baru pada level Desa Siaga Aktif Pratama dan
beberapa masuk katagori Desa Siaga Aktif
Madya, padahal masih ada 2 level diatasnya lagi yaitu, Desa Siaga Aktif
Purnama dan Desa Siaga Aktif Mandiri. Yang lebih penting dari
klasifikasi tersebut adalah tujuan pengembangan Desa Siaga Aktif itu
sendiri yaitu percepatan terwujudnya masyarakat Desa yang peduli,
tanggap, mampu mengenali, mencegah serta mengatasi permasalahan
kesehatan yang dihadapi secara mandiri, sehingga derajat kesehatannya
meningkat.
Peserta Workshop Tahun 2013 ini terdiri dari 100 Desa
(pesertanya Kepala Desa atau Sekretaris Desa) yang dibagi dalam 2 (dua)
gelombang. Tahun 2012 juga sudah dilaksanakan kegiatan serupa dan untuk
sisanya sejumlah 125 Desa akan dialokasikan Workshop pengembangan Desa
Siaga Aktif pada Tahun 2014. Pengembangan Desa Siaga Aktif berdasarkan
pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010
tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Desa
Siaga aktif mampu memberikan kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar
setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Pusat Kesehatan
Masyarakat Pembantu (Pustu) dan Puskesmas. Pelayanan kesehatan dasar
lebih mengarah kepada Ibu hamil, persalinan aman dan KIA (Kesehatan Ibu
dan Anak) serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Peserta Workshop dari Desa Mbrangga Kecamatan Lumbang, Artiono-Kepala
Desa mengharapkan bahwa pengembangan Desa Siaga ini akan mampu
mengurangi angka kematian Ibu dan Anak yang cukup tinggi. Walau sekarang
ada Jamkesmas dan Jampersal, realitasnya Rumah Sakit masih saja
mempersulit dan mengakibatkan warganya enggan menggunakan Jamkesmas
(jaminan kesehatan masyarakat) dan Jampersal (jamimnan persalinan)
karena terpengaruh cerita tetangganya, bahwa menggunakan Jamkesmas dan
Jampersal tidak menjamin lebih tenang dalam pengobatan sakit dan lebih
tenang dalam melahirkan, kesan dipersulit masih sangat kuat dibenak
mereka. (JW BUKHARI/KAB.PROBOLINGGO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar