VIRUS JURNALIS WARGA MERAMBAH SEKOLAH (Bag – 2)
Probolinggo,
Jurnalis Warga – Misi penyebaran virus jurnalistik terus dilakukan oleh
Jurnalis Warga Kabupaten Probolinggo ke SMA Negeri 1 Kraksaan, Jl. Imam
Bonjol No. 13. Masuk pelataran SMA Negeri 1 Kraksaan, aura bonafid
sudah tercium Jurnalis Warga, pepohonan yang rindang, bangunan musholla
yang hampir menyamai Mesjid di kampungku menambah sejuk dan teduh
suasananya. “ Pasti suasana belajar dan mengajarnya juga kondusif “,
pikirku. Selamat Pagi, Pak!, seorang satpam Sekolah membuyarkan
perjalanan otak kananku, Pagi, Pak!, jawabku sekenanya. “ Ada yang bisa
saya bantu, Pak?. Satpam tegas dan tersenyum. “Saya Jurnalis Warga,
ingin bertemu Kepala Sekolah untuk rekrutmen Siswa-Siswi dan pembinaan
ilmu Jurnalistik,” kataku kenalan dan menjelaskan. Setelah dipersilahkan
duduk di ruang tunggu, seorang 2 (Dua) orang Guru menghampiriku dengan
senyum mengembang. “ Maaf, Pak. Kepala Sekolah ada kegiatan di luar dan
apa yang bisa kami bantu? Kata Guru itu ramah, yang belakangan kuketahui
bernama Awan Wijanarko dan Moch Naseh. Setelah perkenalan cukup,
dilanjutkan pemaparan program dan tujuan Jurnalis Warga ke Sekolah,
tanpa menunggu terlalu lama datanglah 6 (Enam) Siswa-Siswi merapat ke
ruang tunggu. “ Mohon maaf, saya hanya butuh 2 (Dua) anak saja untuk
sementara”. Maka dengan pertimbangan Guru Awan dan Naseh
direkomendasikan Fajri Faizal Anul Yaqin, Kelas XI IPA 2 dan Elisabet
Hutaminingsih, Kelas XF. Sedikit motivasi untuk Fajri dan Elisabet
mendapat respon yang bagus. Sebuah Majalah Sekolah “ ANGGENDANU “
menjadi bukti bahwa kegiatan Jurnalistik di SMA Negeri 1 Kraksaan sudah
berjalan dengan baik. “ Wah, Pak Naseh jago masak, rupanya. Ujar saya
bercanda, yang langsung disambut geeerrrr...oleh Guru Awan, Elisabet dan
fajri. “ Ahhh...itu dulu, sempat juga Juara I Kabupaten Probolinggo,
katanya sambil melirik sampul Majalah Sekolah yang memuat foto aktivitas
kokinya. “ Tanpa mengurangi rasa hormat, terima kasih atas suguhan dan
kerjasamanya dan saya harus melanjutkan tugas “. Ucapku seraya menjabat
tangan erat Guru Awan, Naseh, Fajri dan Elisabet.
Honda Tiger Hitam
Metalik melesat meninggalkan SMA Negeri 1 Kraksaan, membelah jalan KH.
Abdurrahman Wahid, melaju di Jalan Panglima Sudirman Kraksaan dengan
kecepatan 70-90 KM/Jam menuju Pajarakan. MADRASAH ALIYAH NEGERI 1
PAJARAKAN, sebuah Gapura Sekolah yang mencolok untuk dibaca. Masuk
Gapura, sekitar 100 Meter ke Utara, sampailah Tiger dan Jurnalis Warga,
disambut Guru Sugik dan Waka Kesiswaan. Seperti biasa pemaparan program
Jurnalis Warga dan manfaatnya untuk Sekolah plus Siwa-siswinya. “ Maaf
Pak, kami belum bisa memberikan rekomendasi untuk anak-anak, sebab
Kepala Sekolah sedang keluar “. Kata Waka Kesiswaan dengan patuhnya. “
Untuk rekomendasi nama, tak perlu Kepala Sekolah Bu, setelah ada Surat
pembekalan untuk anak-anak baru butuh kebijakan Kepala Sekolah”. Kata
saya menjelaskan. “ MAN 1 Pajarakan ini kesannya, terlalu birokratis,
ya?. Sedikit protes untuk mereka. “ Maaf, Pak! Sebenarnya sekolah kami
tidak terlalu birokratis, hanya ini menyangkur person (Kepala Sekolah),
gaya kepemimpinan”, ujar Guru Sugik. “Iya, Pak!, mohon maaf sebelumnya
dan menyurat saja kepada MAN 1 Pajarakan tentang keperluan Bapak,
Insyaallah kami proses asal ada disposisi Kepala Sekolah”, Wakasek
menambahkan. “ Oke, tidak masalah bagi kami, yang terpenting kran ilmu
Jurnalistik sudah kami buka, selanjutnya...terserah anda “. Kataku
menjelaskan. Tanpa ada minuman dan rekomendasi, lengkap sambutan MAN 1
Pajarakan, iringi langkahku keluar pelataran Sekolah. “ Good Bye...See
Next Time “. Gumanku pergi.
Tretan-tretan se deri temor,
ngebeh montor on la onan..., ambu kadek, nyeper amal...kanggui
Mesjid...abeteh Swargeh...Sakalangkong Nggih, mander rajeh rejekena,
eparengen gempang orosana...(Saudara-saudaraku yang dari Timur, Naik
Kendaraan Bermotor pelan-pelan saja, silahkan mampir untuk beramal
pembangunan Mesjid sebagai modal menuju Surga), syair ini terus
dikumandangakan tanpa lelah oleh Panitia Pembangunan Mesjid. “
Perempatan pertama belok kiri, Pak”. Kata seorang pemuda pemegang kotak
amal. Benar saja “ SMK NEGERI 1 GENDING “ papan nama terpampang di sisi
kiri jembatan yang juga Gerbang sekolah. Bunyi mesin bubut, aktivitas
welding (pengelasan) dan tawa canda siswa SMK Negeri 1 Gending menambah
semarak suasana Sekolah ini. Beberapa Guru wanita berjejer duduk serius
menghadap Laptop masing-masing, menjukkan profesionalitas kerja
pendidik. “Mohon maaf sebelumya, Kepala sekolah dan Waka Kesiswaan ada
kegiatan luar, jadi untuk rekomendasi belum bisa kami berikan”. Kata
Guru Ronald, setengah menyesal karena belum bisa membantu. “ ini E-mail
dan Nomor HP, saya berharap ada tindaklanjutnya,” Kataku sambil menjabat
tangan dan pergi. Dipersimpangan jalan, sayup-sayup masih
terdengar...tretannnn...tretannn...kidung
madura pencari amal. Tiger melaju dengan kecepatan 70-90 Km/Jam
membelah jalan raya Gending menuju Probolinggo, tinggalkan Virus
Jurnalis Warga di Sekolah (08/06).(JW Bukhari-Kabupaten Probolinggo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar