Sabtu, 08 Juni 2013

VIRUS JURNALIS WARGA MERAMBAH SEKOLAH (Bag – 2)

Probolinggo, Jurnalis Warga – Misi penyebaran virus jurnalistik terus dilakukan oleh Jurnalis Warga Kabupaten Probolinggo ke SMA Negeri 1 Kraksaan, Jl. Imam Bonjol No. 13. Masuk pelataran SMA Negeri 1 Kraksaan, aura bonafid sudah tercium Jurnalis Warga, pepohonan yang rindang, bangunan musholla yang hampir menyamai Mesjid di kampungku menambah sejuk dan teduh suasananya. “ Pasti suasana belajar dan mengajarnya juga kondusif “, pikirku. Selamat Pagi, Pak!, seorang satpam Sekolah membuyarkan perjalanan otak kananku, Pagi, Pak!, jawabku sekenanya. “ Ada yang bisa saya bantu, Pak?. Satpam tegas dan tersenyum. “Saya Jurnalis Warga, ingin bertemu Kepala Sekolah untuk rekrutmen Siswa-Siswi dan pembinaan ilmu Jurnalistik,” kataku kenalan dan menjelaskan. Setelah dipersilahkan duduk di ruang tunggu, seorang 2 (Dua) orang Guru menghampiriku dengan senyum mengembang. “ Maaf, Pak. Kepala Sekolah ada kegiatan di luar dan apa yang bisa kami bantu? Kata Guru itu ramah, yang belakangan kuketahui bernama Awan Wijanarko dan Moch Naseh. Setelah perkenalan cukup, dilanjutkan pemaparan program dan tujuan Jurnalis Warga ke Sekolah, tanpa menunggu terlalu lama datanglah 6 (Enam) Siswa-Siswi merapat ke ruang tunggu. “ Mohon maaf, saya hanya butuh 2 (Dua) anak saja untuk sementara”. Maka dengan pertimbangan Guru Awan dan Naseh direkomendasikan Fajri Faizal Anul Yaqin, Kelas XI IPA 2 dan Elisabet Hutaminingsih, Kelas XF. Sedikit motivasi untuk Fajri dan Elisabet mendapat respon yang bagus. Sebuah Majalah Sekolah “ ANGGENDANU “ menjadi bukti bahwa kegiatan Jurnalistik di SMA Negeri 1 Kraksaan sudah berjalan dengan baik. “ Wah, Pak Naseh jago masak, rupanya. Ujar saya bercanda, yang langsung disambut geeerrrr...oleh Guru Awan, Elisabet dan fajri. “ Ahhh...itu dulu, sempat juga Juara I Kabupaten Probolinggo, katanya sambil melirik sampul Majalah Sekolah yang memuat foto aktivitas kokinya. “ Tanpa mengurangi rasa hormat, terima kasih atas suguhan dan kerjasamanya dan saya harus melanjutkan tugas “. Ucapku seraya menjabat tangan erat Guru Awan, Naseh, Fajri dan Elisabet.
 
Honda Tiger Hitam Metalik melesat meninggalkan SMA Negeri 1 Kraksaan, membelah jalan KH. Abdurrahman Wahid, melaju di Jalan Panglima Sudirman Kraksaan dengan kecepatan 70-90 KM/Jam menuju Pajarakan. MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PAJARAKAN, sebuah Gapura Sekolah yang mencolok untuk dibaca. Masuk Gapura, sekitar 100 Meter ke Utara, sampailah Tiger dan Jurnalis Warga, disambut Guru Sugik dan Waka Kesiswaan. Seperti biasa pemaparan program Jurnalis Warga dan manfaatnya untuk Sekolah plus Siwa-siswinya. “ Maaf Pak, kami belum bisa memberikan rekomendasi untuk anak-anak, sebab Kepala Sekolah sedang keluar “. Kata Waka Kesiswaan dengan patuhnya. “ Untuk rekomendasi nama, tak perlu Kepala Sekolah Bu, setelah ada Surat pembekalan untuk anak-anak baru butuh kebijakan Kepala Sekolah”. Kata saya menjelaskan. “ MAN 1 Pajarakan ini kesannya, terlalu birokratis, ya?. Sedikit protes untuk mereka. “ Maaf, Pak! Sebenarnya sekolah kami tidak terlalu birokratis, hanya ini menyangkur person (Kepala Sekolah), gaya kepemimpinan”, ujar Guru Sugik. “Iya, Pak!, mohon maaf sebelumnya dan menyurat saja kepada MAN 1 Pajarakan tentang keperluan Bapak, Insyaallah kami proses asal ada disposisi Kepala Sekolah”, Wakasek menambahkan. “ Oke, tidak masalah bagi kami, yang terpenting kran ilmu Jurnalistik sudah kami buka, selanjutnya...terserah anda “. Kataku menjelaskan. Tanpa ada minuman dan rekomendasi, lengkap sambutan MAN 1 Pajarakan, iringi langkahku keluar pelataran Sekolah. “ Good Bye...See Next Time “. Gumanku pergi.
 

Tretan-tretan se deri temor, ngebeh montor on la onan..., ambu kadek, nyeper amal...kanggui Mesjid...abeteh Swargeh...Sakalangkong Nggih, mander rajeh rejekena, eparengen gempang orosana...(Saudara-saudaraku yang dari Timur, Naik Kendaraan Bermotor pelan-pelan saja, silahkan mampir untuk beramal pembangunan Mesjid sebagai modal menuju Surga), syair ini terus dikumandangakan tanpa lelah oleh Panitia Pembangunan Mesjid. “ Perempatan pertama belok kiri, Pak”. Kata seorang pemuda pemegang kotak amal. Benar saja “ SMK NEGERI 1 GENDING “ papan nama terpampang di sisi kiri jembatan yang juga Gerbang sekolah. Bunyi mesin bubut, aktivitas welding (pengelasan) dan tawa canda siswa SMK Negeri 1 Gending menambah semarak suasana Sekolah ini. Beberapa Guru wanita berjejer duduk serius menghadap Laptop masing-masing, menjukkan profesionalitas kerja pendidik. “Mohon maaf sebelumya, Kepala sekolah dan Waka Kesiswaan ada kegiatan luar, jadi untuk rekomendasi belum bisa kami berikan”. Kata Guru Ronald, setengah menyesal karena belum bisa membantu. “ ini E-mail dan Nomor HP, saya berharap ada tindaklanjutnya,” Kataku sambil menjabat tangan dan pergi. Dipersimpangan jalan, sayup-sayup masih terdengar...tretannnn...tretannn...kidung madura pencari amal. Tiger melaju dengan kecepatan 70-90 Km/Jam membelah jalan raya Gending menuju Probolinggo, tinggalkan Virus Jurnalis Warga di Sekolah (08/06).(JW Bukhari-Kabupaten Probolinggo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar