Rabu, 26 Juni 2013

“SAYA BANGGA DAN SIAP MENJADI JURNALIS WARGA YANG BENAR-BENAR ADA”

JEMBER (26 Juni 2013), setengah jam sebelum waktu yang ditentukan untuk berkumpul,  saya sudah tiba dengan menggunakan baju kemeja berwarna merah. Saya beharap dengan memakai warna merah berarti menandakan semangat juang jurnalis warga menggelora dalam diri. Sebutan jurnalis warga (JW), saya dapatkan tanpa ijasah resmi dari akademik melainkan cukup dengan bermodalkan pelatihan jurnalis dari Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM) Surabaya dengan durasi waktu kurang lebih 2 hari lamanya (15-16 April 2013). Rasa syukur akan pengetahuan jurnalis, mendapatkan media belajar jurnalis, lebih-lebih dapat kesempatan mengenal orang-orang yang luar biasa semangatnya selalu tertanam dalam diri.

15 menit berlalu menunggu kedatangan rekan-rekan jurnalis warga Kabupaten Probolinggo untuk berangkat ke jember dalam rangka pendampingan rutin oleh PUSKAKOM. Kali ini, pendampingan dijadikan satu dengan 3 wilayah lainnya yaitu (Jember, Kota Probolinggo, dan Bondowoso). Dari sebelah selatan kantor KINERJA PEMKAB Problinggo nampak sesosok wanita yang berjalan dengan langkah pasti, saya memanggil mbak vidya, seorang wanita yang luarbiasa semangat sosialnya. Disusul kedatangan komandan JW Kabupaten Probolinggo dari sebelah Utara, nama nya Pak Bukhari, SH. JW Kab Prob ini sebenarnya beranggotakan 7 orang, cuman yang super aktif masih 4 orang. Hanya saja, kali ini kita bakal kehilangan JW B. Mega yang menikah hari ini dan dalam waktu dekat meneruskan kuliah ke Bandung.
Perjanjian kumpul jam 09.00 telah lewat, kita bertiga mengisi waktu menunggu kedatangan Fasda PUSKAKOM (fasilitaor daerah) dengan mendengarkan pidato semangat singkat dari komandan kami. 10 menit kemudian mas alfian sebagai Fasda datang dengan gaya nyentiknya sambil rokok mild ditangan kanannya. Sembari membukakan pintu kantor KINERJA menyampaikan, “ gus dudung bisanya jam 10 an karena masih ke DINKES Kabupaten” gus dudung sebagai LPSS (Local Publik Specialist Services). Lagi-lagi komandan kami memberikan pidatonya yang penuh gejolak sehingga kami terkesima dibuatnya, selesai pidato ternyata lanjut pada diskusi panas mengenai konsep “kebenaran”, mbak vidya lawan komandan, saya hanya bisa menyaksikan saja.
Jam 10.00 WIB, mas alfian menguhubungi gus dudung dengan HandPhone (HP) merk chinanya, jawaban gus dudung “ saya sudah dekat, saya terlambat karena mbil saya trouble”. Lima menit berlalu, gus dudung datang yang langsung memeriksa mobil yang trobel tersebut. jam 10.30 WIB tepat kami dengan gus dudung melaju ke Jember dengan mengendarai Avanza hitam miliknya. Posisi duduk kami, dibagian depan gus dudung dengan pengemudi avanza mas bogel namanya, tengah komandan dengan lawan diskusi tentang “kebenaran” mbak vidya, belakang saya dengan mas alfian.
Perjalanan selama kejember kurang lebih 3 jam, disaat perjalanan kita selalu mengisi topic pembicaraan mulai dari hobi sampai pengalaman hidup. Mengawali topic membahas hobi mincing antara saya dengan mas alfian, menyambung hobi pak buchari. Sebagai pengamat gus dudung menyampaikan “ ini arah pembicaraan kemana sih,,saya perhatikan antara probolinggo-leces bahas mancing, leces-malasan bahas burung, malasan-klakah bahas ayam, emangnya kalian mau bahas hewan sampai jember??” gus dudung mencairkan suasana.
Jam 13.30 WIB Hotel Kebun Agung Jember kami memakir avanza hitam, saya dengan mbak vidya mencari toilet rupanya sudah lama menahan kencing dalam mobil. Setelah dari kamar mandi, kami berempat (gus dudung, komandan, saya dan mbak vidya) melangkah pasti menuju balai pertemuan. Awal masuk kesan semangat tuan rumah terasa dengan melihat seragam mereka. kami berkenalan sambil mengisi absensi dan mendapatkan konsumsi. Rupanya perjalanan ke jember membuat kita tak kuasa menahan lapar, dan kita pun melahap habis lalapan ayam yang diberikan panitia.
Acara molor 1,5 jam dari jadwal yang sudah direncanakan, dikarenakan rombongan kami baru nyampai. Acara dibuka pada jam 13.40 WIB oleh Pak kroirul Faizin selaku FASDA Jember, dengan mengawali perkenalan tiap masing-masing JW yang dimulai dengan Kabupaten Probolinggo. anehnya selain menyebutkan nama dan alamat juga harus menyampaikan jumlah karya yang sudah dihasilkan. Hal ini membuat pukulan bagi JW yang belum menghasilkan karya, sehingga menggugah semangat jurnalistiknya. Gaya perkenalan setiap daerah bervariasi, yang anehnya ada salah satu peserta dapat membuat suasana menambah cair dengan mengatakan berasal dari JW Kabupaten Probolinggo padahal berasal JW Bondowoso. Timbul pertanyaan hati apakah aura semangat kami membuat JW lain terpesona dengan JW Kabupaten Probolinggo?.
Dilanjutkan presentasi pak yayan sakti mengenai hasil evaluasi NO (National Officer) USAID INDONESIA dimana prestasi karya JW sudah mencapai standart, dan hasil evaluasi di tiap daerah salah satu hasilnya Kabupaten Probolinggo mendapat nilai sesuai dengan capaian yang dimana mendapat kode warna hijau. Selain menyampaikan hasil evaluasi juga pak yayan menyampaikan hasil dari festival JW se-Indonesia dimana keluar pak komandan kami sebagai JW terbaik Jawa Timur, dua JW remaja Bondowoso mendapat prestasi USAID, dan menyampaikan untuk festival JW tahun 2014 rencana di Jawa Timur. Dan yang terakhir pak yayan sakti mengevaluasi sejauh mana JW ini, tak terasa perbincangan evaluasi serta bimbingan dan semangat pak yayan pada jam 16.15 WIB.
Acara ditutup pas pada jam 16.30 WIB yang disepakati pertemuan pendampingan bulan depan di wilayah Probolinggo, saya dan rekan-rekan JW probolinggo Kabupaten maupun Kota siap menyambut saudara JW Jember dan Bondowoso bulan depan bertepatan puasa ramadhan. 30 menit Sebelum meninggalkan Hotel Kebun Agung Jember kami pergunakan waktu untuk foto bersama sekaligus saling tuker email dan no telp. Sebagai jurnalis warga terbaik komandan langsung tanggap mewancarai beberapa peserta dan panitia mengenai acara ini, karena komandan mempunyai misi yaitu tiap minggu ada 5 tulisan yang terbit.
Avanza hitam plat N melaju keluar hotel tepat jam 17.00 WIB menuju Kedai Steak masih tetap dikota Jember. Kami bercengkrama sambil menikmati hidangan yang disajikan di kedai yang bermotto “selera bos harga anak kos” ini. Seperti biasa gus dudung memberikan pengalaman terkait pendidikan yang benar, ”pendidikan di Negara China jauh lebih maju dibandingkan di sini. Benar-benar Negara sangat mengatur dan peduli terhadap pendidikan ”tutur gus dudung. Saya menyimaknya dengan detail sampai tidak terasa jus alpukat saya habis.  18.30 WIB kita meninggalkan kabupaten Jember menuju kabupaten Probolinggo tercinta.
Pukul 22.00 WIB sampailah di perumahan sumber taman indah tempat istri tercinta saya, tanpa membawa oleh-oleh hanya segudang pengalaman dan ilmu diluar bidang yang saya tekuni dapat membuat warna dalam kehidupan saya, terima kasih saudara-saudara JW Kab Prob (pak Bukhori, SH dan mbak Vidya) mas alfian, pak Yayan sakti serta tak kalah pentingnya gus dudung yang selalu berbagi pengalaman yang tak bisa ternilai harganya. kami JW Kab Prob berkomitmen berjuang dengan Semangat baru dan strategi yang baru. Kalimat penutup “saya bangga dan siap menjadi Jurnalis Warga yang benar-benar ada”(JW Kab Prob/ Setiyo Adi Nugroho)
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar