BIDAN DAN DUKUN BERMITRA TAPI TAK BERTEMAN
Probolinggo,
Jurnalis Warga – Kemitraan Bidan dan Dukun masih mengalami hambatan
yang serius di lapangan, hal ini terungkap pada Acara Finalisasi
Perencanaan Partisipatif Puskesmas, di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten
Probolinggo, Selasa, 18/05. Masih terdapat ego sektoral pada
masing-masing pihak, pengakuan beberapa Dukun tentang sikap Bidan Muda
yang cenderung tidak ramah, miskin pengalaman, kurang menghargai dan
terkesan sombong dibalas dengan pengakuan Bidan bahwa Dukun juga keras
kepala, tidak higienis, jorok dan terkesan mengabaikan kaidah-kaidah
persalinan aman.
Pada kesempatan itu Fasilitator LPA Viera
menanggapi secara serius isu yang mencuat tentang ketidakharmonisan
Bidan DukunViera. Misi Bidan dan Dukun tidak berseberangan. Jika ada
perbedaan pada teknis dan teknologi, dan pemerintah melakukan pelatihan
pada dukun – pendamping persalinan tradisional kemudian ditingkatkan
pada partnership karena dukun memiliki peran yang memang tidak bisa
serta merta diambil alih bidan.Kita tidak menghapuskan dukun.Ada fungsi
dukun yang sangat khas, bahwa ibu tidak dilatih menjadi ibu.Ada
ketidaksiapan system kita, tidak boleh langsung praktik namun juga
menimbulkan kegagapan saat di lapangan. Namun ini memang untuk
memanusiakan manusia (pasien).
Bidan dan perawat dengan tugasnya
yang menumpuk, sekarang lebih banyak memerankan fungsi teknis dan skill,
dan kurang di fungsi kinerja caring. Keluhuran budi pekerti yang
berkurang karena yang ditonjolkan adalah skill. Sementara di sisi lain
Dukun masih memiliki persepsi bahwa lahan mereka dirampas, hal ini perlu
segera dinetralisir. Program kemitraan bisa berupa pelatihan, ngobrol
dari hati ke hati, membangun tenggang rasa dan tepo seliro antara kedua
pihak. Kemitraan ini harus benar-benar difasilitasi, dicari titik temu
pembagian peran masing-masing.Toh bidan tidak mendapat bayaran
tambahan.Atau beranikah kita menguji skill dukun dan memberikan
sertifikasi? Isunya memang sangat sensitive, kita memasuki territory
orang yang sudah sangat lama dan besar kemungkinan tidak merasa nyaman.
Partnership harus diterima kedua belah pihak, tidak sekedar tanda tangan
saja, ujar Viera panjang lebar.
Tema Bidan dan Dukun yang bermitra
tapi tak berteman juga mengusik kesadaran Sucipto, Sekretaris Forum
Kabupaten Probolinggo Sehat, menurut Sucipto sudah seharusnya Bidan dan
Dukun itu bermitra untuk melayani dan menolong masyarakat, agar bisa
memiliki legitimasi perlu melibatkan Tokoh Masyarakat dan Ulama,
sehingga kedua pihak bisa saling bekerjasama dan saling menghargai.
Senada dengan Sucipto, Kepala Puskesmas Krucil Awi juga berpendapat
bahwa karakter masyarakat Kabupaten Probolinggo memang perlu
diapresiasi, terutama jika berkaitan dengan Dukun beranak, jadi Bidan
memang seharusnya lebih dewasa menyikapi karena Bidan SDM dan
intelektualnya lebih tinggi dan sebaliknya Dukun juga perlu bersikap
lebih arif menghadapi Bidan yang cenderung sinis, kurang ramah karena
sisi pengalaman hidup Dukun lebih baik dari Bidan Muda dari segi
kematangan pola pikir dan sikap, pungkasnya. (JW BUKHARI, KAB.
PROBOLINGGO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar