Selasa, 18 Juni 2013

BIDAN DAN DUKUN BERMITRA TAPI TAK BERTEMAN

Probolinggo, Jurnalis Warga – Kemitraan Bidan dan Dukun masih mengalami hambatan yang serius di lapangan, hal ini terungkap pada Acara Finalisasi Perencanaan Partisipatif Puskesmas, di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Probolinggo, Selasa, 18/05. Masih terdapat ego sektoral pada masing-masing pihak, pengakuan beberapa Dukun tentang sikap Bidan Muda yang cenderung tidak ramah, miskin pengalaman, kurang menghargai dan terkesan sombong dibalas dengan pengakuan Bidan bahwa Dukun juga keras kepala, tidak higienis, jorok dan terkesan mengabaikan kaidah-kaidah persalinan aman.
Pada kesempatan itu Fasilitator LPA Viera menanggapi secara serius isu yang mencuat tentang ketidakharmonisan Bidan DukunViera. Misi Bidan dan Dukun tidak berseberangan. Jika ada perbedaan pada teknis dan teknologi, dan pemerintah melakukan pelatihan pada dukun – pendamping persalinan tradisional kemudian ditingkatkan pada partnership karena dukun memiliki peran yang memang tidak bisa serta merta diambil alih bidan.Kita tidak menghapuskan dukun.Ada fungsi dukun yang sangat khas, bahwa ibu tidak dilatih menjadi ibu.Ada ketidaksiapan system kita, tidak boleh langsung praktik namun juga menimbulkan kegagapan saat di lapangan. Namun ini memang untuk memanusiakan manusia (pasien).
Bidan dan perawat dengan tugasnya yang menumpuk, sekarang lebih banyak memerankan fungsi teknis dan skill, dan kurang di fungsi kinerja caring. Keluhuran budi pekerti yang berkurang karena yang ditonjolkan adalah skill. Sementara di sisi lain Dukun masih memiliki persepsi bahwa lahan mereka dirampas, hal ini perlu segera dinetralisir. Program kemitraan bisa berupa pelatihan, ngobrol dari hati ke hati, membangun tenggang rasa dan tepo seliro antara kedua pihak. Kemitraan ini harus benar-benar difasilitasi, dicari titik temu pembagian peran masing-masing.Toh bidan tidak mendapat bayaran tambahan.Atau beranikah kita menguji skill dukun dan memberikan sertifikasi? Isunya memang sangat sensitive, kita memasuki territory orang yang sudah sangat lama dan besar kemungkinan tidak merasa nyaman. Partnership harus diterima kedua belah pihak, tidak sekedar tanda tangan saja, ujar Viera panjang lebar.
Tema Bidan dan Dukun yang bermitra tapi tak berteman juga mengusik kesadaran Sucipto, Sekretaris Forum Kabupaten Probolinggo Sehat, menurut Sucipto sudah seharusnya Bidan dan Dukun itu bermitra untuk melayani dan menolong masyarakat, agar bisa memiliki legitimasi perlu melibatkan Tokoh Masyarakat dan Ulama, sehingga kedua pihak bisa saling bekerjasama dan saling menghargai. Senada dengan Sucipto, Kepala Puskesmas Krucil Awi juga berpendapat bahwa karakter masyarakat Kabupaten Probolinggo memang perlu diapresiasi, terutama jika berkaitan dengan Dukun beranak, jadi Bidan memang seharusnya lebih dewasa menyikapi karena Bidan SDM dan intelektualnya lebih tinggi dan sebaliknya Dukun juga perlu bersikap lebih arif menghadapi Bidan yang cenderung sinis, kurang ramah karena sisi pengalaman hidup Dukun lebih baik dari Bidan Muda dari segi kematangan pola pikir dan sikap, pungkasnya. (JW BUKHARI, KAB. PROBOLINGGO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar