Kamis, 28 Agustus 2014

PUSKESMAS GLAGAH KABUPATEN PROBOLINGGO TANPA ANGGARAN BENTUK KPASI

KABUPATEN PROBOLINGGO- Tanpa adanya anggaran Puskesmas Gragah Kabupaten Probolinggo bentuk Kelompok Peduli ASI Eksklusif (KPASI). Bagi Kepala Puskesmas Jumadi SKM MSi ini bukan suatu halangan untuk berniat baik. Jumadi menjelaskan alasan kenapa membentuk KPASI,” kita memotret puskesmas apa saja yang masih kurang? didapatkan capaian ASI Eksklusif yang belum mencapai standart, dan tanggapan Perbub nomor 24 tahun 2013 dengan dasar itulah ini yang harus saya lakukan” jelasnya.

DINKES KABUPATEN PROBOLINGGO GENCARKAN MONEV FASILITAS MEMERAH ASI

KABUPATEN PROBOLINGGO (28/08)- Rombongan petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo melakukan Monev (Monitoring dan evaluasi) terhadap sarana memerah ASI di beberapa Puskesmas diantaranya yaitu Puskesmas Krejengan, Wangkal, Maron, dan Ranu gedang. Monev tersebut sudah dilakukan untuk kedua kalinya, yang sebelumnya dilakukan pada 5 lokasi yaitu PT IPMOMI, PT YTL, PJB, Rs. Rizani dan Puskesmas Paiton. 

Selasa, 26 Agustus 2014

KANTOR PERIJINAN, SIAP HADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

KjW Probolinggokab – KPMP (Kantor Penanaman Modal dan Perijinan) Kabupaten Probolinggo menyatakan siap menghadapi Pasar Bebas atau yang lebih dikenal dengan istilah MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Konsekuensi dari kesiapan itu KPMP Kabupaten Probolinggo gencar melakukan sosialisasi tata cara pengurusan perijinan kpeda UMKM, Orkesmas, Organisasi Keagamaan, Akademisi Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan Koperasi (25/08).

BUKAN HAL TABU, BICARA KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (Bag 1)

Probolinggo, Jurnalis Warga – Pengetahuan terkait Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dewasa ini sudah menjadi kebutuhan primer, bukan lagi sekunder. Karena Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) adalah kondisi kesehatan secara menyeluruh baik dari sisi system reproduksi, fungsi reproduksi, dan proses reproduksi pada remaja. Terkait mitos masyarakat bahwa berbicara Kesehatan Reproduksi Remaja adalah hal yang tabu, sudah waktunya kita berikan pencerahan. Agar persepsi masyarakat tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang kuno tidak menular kepada generasi muda saat ini.

Hal ini penting untuk kita kampanyekan bersama, sebab KRR yang selama ini dianggap sebagai privacy kaum remaja dan dirahasiakan berakibat pada minimnya pengetahuan remaja terhadap kesehatan reproduksinya. Suatu contoh, tentang bagaimana melakukan persiapan menyambut “ datang bulan “ atau menstruasi perdana yang terjadi pada remaja. Faktanya tidak semua remaja mengetahui tata cara yang benar dan sehat. Justru banyak di kalangan remaja merasa malu untuk bertanya kepada teman sebayanya atau bahkan malu juga bertanya kepada orang tuanya sendiri. 

KRR bukan hanya seputar “ datang bulan “ saja, tetapi juga terkait dengan kehamilan usia dini, penyakit kelamin, perilaku yang berisiko, bahaya HIV dan penyakit menular lainnya. Bisa jadi karena kurangnya pengetahuan remaja terhadap masalah krusial di atas, seringkali mengabaikan dan akibatnya fatal. Bisa tertular, bahkan sampai menimbulkan kematian. Olehnya sebelum terjadi hal-hal mengerikan di atas, para remaja perlu mendapat sosialisasi tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), dari pihak-pihak yang berkompeten. Seperti Dinas Kesehatan, IBI (Ikatan Bidan Indonesia), PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan para pakar seksologi (14/07). (ajeng/jw-kabprobolinggo).

MENYUSUI BAYI DIPERPUSTAKAAN, DIGAJI 225 RIBU SEBULAN

Probolinggo, JW Komunitas – sebut saja namanya Ningsih (22 thn), sudah menjadi rutinitas harianya, kecuali Sabtu-Minggu untuk standby dan siaga dimeja tamu perpustakaan Kelurahan Kedungasem Kecamatan Wonoasih Probolinggo (22/08). Aktivitasnya sebagai ibu muda yang memiliki Bayi mungil, Aisyah (1 Thn) menjaga perpustakaan sambil sesekali menyusui bayinya. Menurut Ningsih, rutinitas tersebut sudah dijalani sejak 2010 yang lalu sampai sekarang. Ningsih dibayar 225 ribu perbulan dari Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah. “ deng kadeng e mberik pak lurah, mas. 50 ebuh kadeng 100 ebuh kanggui mba tambah blenjeh (red-kadang-kadang pak lurah member 50 ribu, kadang 100 ribu untuk tambahan uang belanja )“. Kata Ningsih lugu. Alasan Ningsih bertahan dengan gaji sekecil itu sederhana, kerjanya tidak berat, hanya sekedar mencatat buku yang dipinjam dan pengembalian buku pinjaman. Sabtu-Minggu libur. Dirinya bisa santai sambil menjaga bayinya, sehingga asupan ASI Ekslusif untuk bayinya selalu lancar. 

KONSOLIDASI JURNALIS WARGA, KAWAL PELAYANAN PUBLIK

KjW Probolinggokab – Komunitas Jurnalis Warga Kabupaten Probolinggo menggelar pertemuan dalam rangka konsolidasi untuk mengawal, melakukan advokasi dan publikasi terkait pelayanan publik di Kabupaten Probolinggo. Pertemuan para kuli tinta itu di gelar secara sederhana dan gayeng di Kantor Sekretariat Lembaga Bromo Institute (21/08). Dalam pertemuan tersebut dibahas tentang rencana tindak lanjut program Komunitas Jurnalis Warga Kabupaten Probolinggo.

GUS DUDUNG : GERAKAN ADVOKASI LP3KP BELUM PUNYA WARNA

KjW Probolinggokab – Gerakan advokasi Lembaga Pemerhati Pelayanan Publik Kabupaten Probolinggo (LP3KP) mendapat kritik pedas dari KH. M. Baiduri Faisal atau Gus Dudung – keluarga dalam Ponpes Zainul Hasan Genggong ini. Kyai nyentrik ini menguliti satu persatu ketidakberdayaan LP3KP, mulai warnanya yang belum jelas, eksistensinya yang belum dirasakan, gregetnya yang belum Nampak, sampai kepada alamat kantor pusatnya yang belum ada. “ padahal kita tahu bahwa LP3KP ini adalah representasi dari perwakilan penyedia dan pengguna pelayanan publik. Sebut saja, MSF (Multi Stake Holder Forum) bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan dan Forum Pengusaha. Ada PGRI (Persatuan Guru RI), ada KPMP Kabupaten Probolinggo, ada Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, bahkan punya Forum Kabupaten Probolinggo Sehat, Badan Penyantun Puskesmas, dan yang terakhir ada Komunitas Jurnalis Warga, luar biasa !” kata Gus Dudung setengah menyindir.

Surat Ijin Usaha Perdangan (SIUP) ”Katanya Mahal dan Bayar”



Probolinggo-Dringu 24/08, Acara Sosialisasi tata cara pengurusan ijin SIUP, Tanda Daftar Perusahaan (TDP) bagi UMKM Kabupaten Probolinggo oleh Kantor Penanaman Modal dan Perijinan di hujani pertanyaan dari peserta. Banyaknya pertanyaan yang melebihi kesepakatan dari jatah moderator itu membuktikan peserta begitu antusias mengikuti acara sosialisasi tersebut.  Salah satu pertanyaan yang  dari Sulaiman Bantaran mengundang gelak tawa peserta lainnya, “dalam pengurusan SIUP katanya mahal dan bayar, apa benar?” logat kas madura.

Jumat, 15 Agustus 2014

BIMTEK KURIKULUM 2013 4 HARI, DISULAP JADI SEHARI

Probolinggokab, JW Komunitas – Bimbingan Teknis Kurikulum 13 digelar di Ruang Laboratorium Bahasa MTs. Zainul Irsyad Desa Warujinggo Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo (13/08). Berbagai permasalahan muncul dalam sesi diskusi, mulai dari buku petunjuk teknis K13, buku penunjang pembelajaran yang belum terdistribusi ke sekolah , kesiapan siswa, kesiapan guru dan kesiapan sekolah yang masih rendah menjadi PR besar bagi semua civitas MTs. Zainul Irsyad Leces Kabupaten Probolinggo. “ memang berat merangkum materi bimbingan teknis K13 dalam 1 hari kegiatan, seharusnya 3-4 hari “ kata Ustadz Musyafi’ pemateri Bimtek K13. 

DISPERINDAG TURUN GUNUNG “ UKM KAGET “

Probolinggo, Komunitas JW – Rombongan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Probolinggo, didampingi Kasie Perekonomian Kecamatan Dringu dan Perangkat Desa mengunjungi Usaha Mikro Kecil Menengah (UKM) Desa Dringu, Blok Pesisir (15/08). Rata-rata pengusaha Kripik Usus yang kedatangan tamu dadakan tersebut , kedatangan Disperindag Kabupaten Probolinggo sejatinya melakukan survey Kelompok UKM yang potensial untuk dilakukan pembinaan. “ kami mendapat instruksi langsung dari Kepala Dinas, untuk melakukan survey dan berdialog dengan Kelompok UKM mengenai kebutuhan mereka, intinya kami siap membantu “, kata Anjar Kabid Industri Disperindag. Ada 4 (empat) kelompok UKM Kripik Usus, yang eksis memproduksi kripik usus ayam di Blok Pesisir Desa Dringu Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo. 

HAMPIR MATI DIPANAH SEPARATIS PAPUA MERDEKA, PULANG KAMPUNG BUKA USAHA KRIPIK USUS

Probolinggo, JW Komunitas – menjadi seorang ayah dengan 2 (dua) orang anak menuntut Slamet (33 Tahun) harus merantau ke Papua, konon penghidupan sebagai “ tukang ojek “ sangat menjanjikan penghasilan besar. Bahkan bisa tembus 400 ribu perhari. Dengan tekad membaja Slamet berangkat ke Papua bermodal hasil penjualan kambing piaraannya. Bukan penghasilan besar yang didapat Slamet tetapi justru nyawanya hampir saja melayang karena dikejar Separatis Papua Merdeka, untung saja dia bisa meloloskan diri ke tempat aman. Hanya bertahan 3 bulan Slamet kembali ke kampung halamannya, Pesisir Dringu Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo.

KALI “BOKONG” WC TERPANJANG DI KABUPATEN PROBOLINGGO

Kabupaten Probolinggo- Sepanjang sungai pekalen yang mengalintasi Kecamatan Maron, Banyuanyar serta Tegal siwalan dikenal dengan sebutan Kali Bokong. Sungai yang berdampingan dengan jalan raya antar kecamatan tersebut dipergunakan sebagian masyarakat sekitar untuk Mandi, Cuci, Kakus (MCK). Mudah sekali menemukan masyarakat yang melakukan MCK disungai terutama pada pagi hari dan sore hari, bukan hanya manusia hewan peliharaan seperti sapi juga di mandikan disungai.