Probolinggo, JW Komunitas – menjadi seorang ayah dengan 2 (dua)
orang anak menuntut Slamet (33 Tahun) harus merantau ke Papua, konon
penghidupan sebagai “ tukang ojek “ sangat menjanjikan penghasilan
besar. Bahkan bisa tembus 400 ribu perhari. Dengan tekad membaja Slamet
berangkat ke Papua bermodal hasil penjualan kambing piaraannya. Bukan
penghasilan besar yang didapat Slamet tetapi justru nyawanya
hampir saja melayang karena dikejar Separatis Papua Merdeka, untung
saja dia bisa meloloskan diri ke tempat aman. Hanya bertahan 3 bulan
Slamet kembali ke kampung halamannya, Pesisir Dringu Kecamatan Dringu
Kabupaten Probolinggo.
Sekarang hidupnya mulai tertata, penghasilan
tetap yang lumayan besar bisa Dia dapatkan dari berjualan Kripik Usus ke
warung-warung langganannya. “ alhamdulillah, mas. Sekarang saya sudah
bisa produksi 50 kg, usus mentah setiap hari dan sudah dibantu 4 orang
karyawan untuk membungkus hasil produksi. Kripik usus buatan istri saya
sudah sampai Lumajang, Jember danb Pasuruan”. Kata Slamet bangga.
Lebih lanjut Slamet menceritakan bahwa setiap hari Dia harus berjibaku
dengan macet, menuju Mojosari-Kabupaten Mojokerto untuk mengambil usus
mentah dengan menggunakan sepeda motor. Melawan capek berat, kantuk yang
tidak tertahankan dan resiko kecelakaan yang tinggi. “ yok opo meneh,
mas. Kate daftar penggawean enak, nggak duwe ijazah, yo wes isone ngene,
lakoni ae mas (red-bagaimana lagi mas. Mau daftar pegawai tidak punya
ijazah, ya bisanya begini, jalani saja). Kata Slamet mencoba berpikir
bijak.
Lelaki protolan SD ini patut dijadikan teladan dan cermin hidup bagi kalangan pemuda di Dusun Tambaksari Pesisir Desa Dringu Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo, bahwa sukses itu sebab kerja keras, bukan melulu mengandalkan Ijazah saja. “ ini putri saya, mas. Dia mondok di Ponpes Riyadlus Sholihin Probolinggo sambil sekolah, moga saja bisa kuliah agar tidak seperti saya,” kata Slamet sambil menatap putrinya sera menarik nafas dalam. Tampak guratan keras diwajahnya, menambah tua dari usia yang sebenarnya. (Musa-JW probolinggokab).
Lelaki protolan SD ini patut dijadikan teladan dan cermin hidup bagi kalangan pemuda di Dusun Tambaksari Pesisir Desa Dringu Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo, bahwa sukses itu sebab kerja keras, bukan melulu mengandalkan Ijazah saja. “ ini putri saya, mas. Dia mondok di Ponpes Riyadlus Sholihin Probolinggo sambil sekolah, moga saja bisa kuliah agar tidak seperti saya,” kata Slamet sambil menatap putrinya sera menarik nafas dalam. Tampak guratan keras diwajahnya, menambah tua dari usia yang sebenarnya. (Musa-JW probolinggokab).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar