PEMKAB PROBOLINGGO SERIUS TINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG KESEHATAN
Probolinggo, Jurnalis Warga. Peningkatan pelayanan kesehatan merupakan
salah satu hal mendasar yang menjadi indikator pencapaian tujuan
pembangunan millennium (Millenium Development Goals _MDGs) di tahun
2015. Hal itu sebagaimana deklarasi 189 negara, termasuk Indonesia, pada
September 2000 dalam KTT Millenium PBB di New York. Oleh karena itu
adanya peningkatan pelayanan publik bidang kesehatan di Indonesia
merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemerintah.Pemerintah Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu daerah yang sibuk
berbenah menindaklanjuti pencapaian MDGs. Dengan menggandeng USAID
KINERJA sebagai mitranya, PEMKAB Probolinggo mulai melakukan perbaikan
dan peningkatan pelayanan publik bidang kesehatan. Keseriusan PEMKAB
Probolinggo untuk meningkatkan pelayanan publik bidang kesehatan,
diantaranya direalisasikan dalam program optimalisasi manajemen
pelayanan unit layanan kesehatan melalui analisa pencapaian Standart
Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan.
SPM Kesehatan sebagaimana
tertulis dalam PERMENKES No 741/ Tahun 2008 merupakan tolak ukur kinerja
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan daerah kabupaten/ kota untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat. Ada 4 indikator pokok yang
menjadi target pencapaian SPM Kesehatan di daerah kabupaten /kota, yaitu
pelayanan kesehatan dasar; pelayanan kesehatan rujukan; penyelidikan
epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB); serta promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
Dalam konteks kabupaten
Probolinggo, analisa SPM telah dilakukan di 3 unit layanan kesehatan di
tiga wilayah kecamatan (Sumberasih, Maron, dan Krucil). Analisa SPM ini
terdiri dari beberapa tahapan dan sampai dengan berita ini dimuat
kegiatan tersebut masih dalam proses penyelesaian. Didampingi oleh
konsultan dari USAID KINERJA, Ratna Dwi Wulandari, pada hari Senin
(22/10), bertempat di ruang pertemuan Dinas Kesehatan kabupaten
Probolinggo telah dilakukan lokakarya SPM untuk kali keduanya. Beberapa
staf perwakilan dari 3 unit layanan kesehatan hadir dan melakukan
analisa kesenjangan antara pencapaian dan target SPM di wilayahnya
masing-masing menggunakan metode CARL.
Metode CARL menurut
Ratna, merupakan salah satu alat yang efektif untuk melakukan analisa.
Karena metode ini mempertimbangkan aspek internal dan eksternal hal-hal
yang nantinya mempunyai pengaruh dalam pencapaian target SPM. CARL
merupakan sebuah akronim dari Capability, Accesibility, Readyness, dan
Leverage. Capability, dalam hal ini terkait dengan ketersediaan sumber
daya (dana dan sarana/ peralatan). Accesibility, adalah kemudahan
masalah yang diatasi, didasarkan pada ketersediaan metode/ cara/
teknologi serta penunjang peraturan/ juklak. Readyness, berhubungan
dengan kesiapan dari tenaga pelaksana dan sasaran seperti keahlian/
kemampuan dan motivasi. Sedangkan, Leverage adalah daya ungkit mengenai
seberapa besar pengaruh kriteria antara yang satu dengan yang lain dalam
pemecahan masalah yang dibahas.
Menggunakan metode CARL,
ketiga unit layanan tersebut mencoba mengenal masalah-masalah yang
dihadapinya; mencari akar masalah; menyusun alternatif perbaikan; dan
melakukan perencanaan program sesuai prioritas pencapaian target SPM.
Kemudian melakukan costing/ perhitungan biaya untuk pencapaian target
SPM dan mengintegrasikan hasilnya sebagai base line data ke dalam
dokumen perencanaan Dinas Kesehatan dan RPJMD kabupaten Probolinggo.
Hingga kemudian diperolehlah sebuah perencanaan program yang strategis
sesuai visi dan misi daerah untuk peningkatan pelayanan publik bidang
kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar