Rabu, 23 Oktober 2013

PEMKAB PROBOLINGGO SERIUS TINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG KESEHATAN

Probolinggo, Jurnalis Warga. Peningkatan pelayanan kesehatan merupakan salah satu hal mendasar yang menjadi indikator pencapaian tujuan pembangunan millennium (Millenium Development Goals _MDGs) di tahun 2015. Hal itu sebagaimana deklarasi 189 negara, termasuk Indonesia, pada September 2000 dalam KTT Millenium PBB di New York. Oleh karena itu adanya peningkatan pelayanan publik bidang kesehatan di Indonesia merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemerintah.Pemerintah Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu daerah yang sibuk berbenah menindaklanjuti pencapaian MDGs. Dengan menggandeng USAID KINERJA sebagai mitranya, PEMKAB Probolinggo mulai melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan publik bidang kesehatan. Keseriusan PEMKAB Probolinggo untuk meningkatkan pelayanan publik bidang kesehatan, diantaranya direalisasikan dalam program optimalisasi manajemen pelayanan unit layanan kesehatan melalui analisa pencapaian Standart Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan.

SPM Kesehatan sebagaimana tertulis dalam PERMENKES No 741/ Tahun 2008 merupakan tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan daerah kabupaten/ kota untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat. Ada 4 indikator pokok yang menjadi target pencapaian SPM Kesehatan di daerah kabupaten /kota, yaitu pelayanan kesehatan dasar; pelayanan kesehatan rujukan; penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB); serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

Dalam konteks kabupaten Probolinggo, analisa SPM telah dilakukan di 3 unit layanan kesehatan di tiga wilayah kecamatan (Sumberasih, Maron, dan Krucil). Analisa SPM ini terdiri dari beberapa tahapan dan sampai dengan berita ini dimuat kegiatan tersebut masih dalam proses penyelesaian. Didampingi oleh konsultan dari USAID KINERJA, Ratna Dwi Wulandari, pada hari Senin (22/10), bertempat di ruang pertemuan Dinas Kesehatan kabupaten Probolinggo telah dilakukan lokakarya SPM untuk kali keduanya. Beberapa staf perwakilan dari 3 unit layanan kesehatan hadir dan melakukan analisa kesenjangan antara pencapaian dan target SPM di wilayahnya masing-masing menggunakan metode CARL.

Metode CARL menurut Ratna, merupakan salah satu alat yang efektif untuk melakukan analisa. Karena metode ini mempertimbangkan aspek internal dan eksternal hal-hal yang nantinya mempunyai pengaruh dalam pencapaian target SPM. CARL merupakan sebuah akronim dari Capability, Accesibility, Readyness, dan Leverage. Capability, dalam hal ini terkait dengan ketersediaan sumber daya (dana dan sarana/ peralatan). Accesibility, adalah kemudahan masalah yang diatasi, didasarkan pada ketersediaan metode/ cara/ teknologi serta penunjang peraturan/ juklak. Readyness, berhubungan dengan kesiapan dari tenaga pelaksana dan sasaran seperti keahlian/ kemampuan dan motivasi. Sedangkan, Leverage adalah daya ungkit mengenai seberapa besar pengaruh kriteria antara yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.

Menggunakan metode CARL, ketiga unit layanan tersebut mencoba mengenal masalah-masalah yang dihadapinya; mencari akar masalah; menyusun alternatif perbaikan; dan melakukan perencanaan program sesuai prioritas pencapaian target SPM. Kemudian melakukan costing/ perhitungan biaya untuk pencapaian target SPM dan mengintegrasikan hasilnya sebagai base line data ke dalam dokumen perencanaan Dinas Kesehatan dan RPJMD kabupaten Probolinggo. Hingga kemudian diperolehlah sebuah perencanaan program yang strategis sesuai visi dan misi daerah untuk peningkatan pelayanan publik bidang kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar