LOKAKARYA STANDAR PELAYANAN MINIMUM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN PROBOLINGGO
Probolinggo,
Jurnalis Warga – Lokakarya Penghitungan Capaian SPM Kesehatan Terkait
KIA, Review SPM Kesehatan Dalam Dokumen Renstra Dinas Kesehatan dan
RPJMD Kabupaten Probolinggo yang digelar di Ruang Rapat Dinas Kesehatan
Kabupaten Probolinggo mendapat sambutan luar biasa dari peserta, yang
terdiri dari utusan PKM Sumberasih, PKM Maron, PKM Krucil dan tuan rumah
Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo (7/10). Lokakarya dibuka oleh
LPSS (Local Project Specialist Services) USAID KINERJA Kabupaten
Probolinggo, Bachtiar Fitanto. Dalam sambutannya Bachtiar Fitanto
menegaskan bahwa Lokakarya dimaksudkan untuk menghitung sejauhmana
Standar Pelayanan Minimum Kesehatan di Kabupaten Probolinggo dapat
diwujudkan, olehnya melalui lokakarya
diharapkan capaian SPM Kesehatan bisa dijadikan Dokumen Renstra Dinas
Kesehatan dan RPJMD Kabupaten Probolinggo. Kesuksesan sebuah program SPM
Kesehatan yang baik perlu ditunjang dengan anggaran yang proporsional,
olehnya Lokakarya ini dapat mendorong kebijakan Pemerintah Daerah untuk
lebih memiliki atensi terhadap SPM Kesehatan di kabupaten Probolinggo.
Ratna Dwi Wulandari, S.KM, M.Kes – Fasilitator yang juga Dosen FKM
Universitas Airlangga Surabaya menyampaikan bahwa Lokakarya ini
merupakan kegiatan perdana dari sekian tahapan serial kegiatan Lokakarya
SPM Kesehatan Kabupaten Probolinggo, olehnya diharapkan peserta
Lokakarya dari awal hingga akhir tetap personilnya. SPM Kesehatan
merupakan bagian integral dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan, USAID
Kinerja hanya bersifat memberikan stimulan kepada 3 (tiga) Puskesmas
terpilih PKM Sumberasih, PKM Maron dan PKM Krucil. Puskesmas terpilih
diharapkan menjadi pusat informasi dan rujukan kisah sukses SPM
Kesehatan bagi Puskesmas yang lain di Kabupaten Probolinggo. SPM
Kesehatan merupakan dasar penilaian prestasi kuantitatif dan kualitatif
yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi
dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan
manfaat pelayanan.
Beberapa kendala yang disampaikan oleh
Puskesmas terkait lambannya SPM Kesehatan dalam lokakarya tersebut
antara lain, kebijakan mutasi, beban bidan yang tinggi, skill bidan yang
bervariasi, permintaan data mendadak, format data yang berubah-ubah,
data sasaran berubah, pengadaan MPASI Pabrikan, minimnya kemampuan
deteksi AFP dan Linsek yang tidak proaktif (Aparat Desa, Muspika, PKK,
PLKB dan KUA). Menanggapi banyaknya kendala tersebut peserta diskusi
dengan dipandu Fasilitator Ratna menawarkan beberapa alternatif solusi
seperti, transfer knowledge dari petugas lama ke petugas baru,
optimalisasi peran dan tugas di Poskesdes dan optimalisasi pertemuan
lintar sektor untuk membahas sinkronisasi data. (JW Bukhari-Kab.
Probolinggo).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar