Senin, 07 Oktober 2013

ini ceritaku hari ini, apa ceritamu???



Probolinggo, Senin (07/08/2013) Dengan semangatnya, saya berniat mengurusi cek fisik bantuan di Samsat di Kota Probolinggo. mobil saya itu sudah hampir sepuh karena lahir pada tahun 1989 dengan merknya Toyota kijang.  Setiap tahunnya saya harus membayar pajak di Jakarta melalui saudara. Dengan alasan sungkan saya memutuskan untuk mutasi nomor dari Jakarta ke probolinggo. Beberapa kali konsultasi tentang persyaratan mutasi antar propinsi,  saya harus meminta cek fisik bantuan biar mobil tidak harus ke jakarta.

tepat jam 09.00 kantor samsat kota probolinggo nampak ramai pengunjung, masuk didepan pintu tidak ada satu pegawai yang menyambut pengunjung. Tidak seperti bisanya ada satpol pp atau pegawai yang bertugas menyambut tamu dan menunjukan informasi dengan ramah, untuk menghilangkan kebingungan saya langsung pada bagian cek fisik motor tepatnya dibelakang kantor samsat. Dari belakang disuruh ke depan, dan didepan saya bertemu polisi yang menunjukan arah masuk keruang kantor lagi, sehingga saya temukan tempat cek fisik ada di pojok sebelah barat ruang pelanyanan.
Diruangan cek fisik ada meja panjang berisi 5 petugas,“permisi pak…. Saya mau meminta cek fisik bantuan” sapa saya kepada salah satu petugas yang ditengah. “ya… tunggu sebentar pak petugasnya masih diluar” jawabnya. Tidak sampai 3 menit petuganya datang, “ pak saya minta tolong untuk cek fisik bantuan” sapa saya, dijawabnya “ oya ditunggu diluar ini masih banyak yang ngantri”.
Petugas cek fisik untuk kendaraan mobil hanya ada satu sehingga kita harus mengantri, seperti biasa menggesek nomor mesin dan nomor rangka. Petugas nampak bingung dengan hasil gesek nomor rangka mobil saya karena kurang jelas hasilnya. “ beli kertas cek fisiknya 20 ribu” bilang petugasnya. “ setelah itu saya harus kemana pak” Tanya saya sambil memberikan uang 50 ribuan. “ kedalam lagi mas, kepada petugas yang tadi…” jawabnya sambil memberikan kembalian.
Sesampainya didalam ruangan saya menemui petugas cek fisik, “ permisi pak, saya mau meminta cek fisik bantuan” sambil menyodorkan hasil dari cek fisik. “ ada mobilnya” jawab petugas dengan datar. “ ada pak di depan” sambil menunjukan mobil. Petugas tersebut melihat nomor rangka dan memfotonya sedangkan saya menerima telp dari kantor. Sesudah memfoto petugas kembali ke ruangan dan saya mengikuti dibelakang sambil mengkomunikasikan susunan acara wisuda yang mendesak.
“ gimana pak” membuka perbincangan, “saya tidak bisa mengeluarkan surat cek fisik bantuan karena nomor rangka yang samar” jawabnya tanpa basa-basi dan setelah melontarkan omongan tatapan langsung kebawah meja. “terus gimana pak” Tanya saya sambil agak emosi karena kaget dengan kata-kata petugas yang tanpa basa-basi. “ ya sudah kirim aja begitu ke Jakarta” dengan ketusnya. “bukannya yang diminta itu cek fisik bantuan pak, kalau gak diterima malah saya bawa mobil ini kejakarta donk, saya rasa bapak memberikan solusi yang saya minta” kebawa emosi karena bingung ini mobil pribadi saya dan jelas statusnya kenapa kok dianggap samar. “yang jelas saya tidak bisa mengeluarkan surat cek fisik bantuan” dengan ketus, lagi-lagi habis berbicara melihat kebawah meja. “ya udah pak makasih” kecewa dan meninggalkan samsat.
“kami siap melayani anda” motto samsat yang tertulis besar di dinding depan kantor serasa tidak dihayati pada setiap pegawai. Seandainya pelayanan yang diberikan benar-benar prima pasti masyarakat nyaman sekali dalam membayar pajak. Senyum dan ramah merupakan hal penting yang harus dilaksnakan bagi setiap petugas yang bergerak dalam bidang pelayanan. (JW Kab. Probolinggo-Setiyo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar