Rabu, 18 September 2013

Ranu kumbolo-semeru bagaikan bak sampah

Dalam perkembangannya ranu kumbolo semakin memprihatinkan. Konon ranu kumbolo bagaikan surganya pendaki mahameru sekarang tak lagi. Sepanjang perjalanan dari ranu pane sampai ranu kumbolo pasti kita menemukan banyak sampah, contohnya botol plastik, bungkus permen, tissue, putung rokok, dll. Paling ironis di sekitar danau ranu kumbolo banyak sekali ditemukan botol-botol plastik, tissue, dan tak kalah juga kotoran manusia. Salah melangkah dapat menimbulkan malapetaka bagi yang menginjaknya.

Saya bersama sahabat untuk ke empat kalinya berkunjung ke ranu kumbolo (1-3/09/2013), kita start dari ranu pane menuju ranu kumbolo jam 13.00 WIB melewati jalur ayak-ayak. Jalur tersebut kami pilih karena jarang dilewati pendaki.  Dalam perjalanan kami berharap sesampainya diranu kumbolo bisa menikmati keindahan anugerah Tuhan. Ternyata sebaliknya, kami tiba diranu kumbolo jam 17.30 WIB langsung foto-foto bersama papan informasi penanda memasuki area ranu kumbolo, didepan kami juga  terdapat papan yang merupakan himbauan dari TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) yang menyatakan dilarang membuang sampah dan membakarnya di dalam kawasan TNBTS, sayangnya dibawah papan himbauan tersebut malah ada tumpukan sampah dan dijadikan sebagai tempat membakar sampah.
Saat mengambil air konsumsi harus menjauh dari area perkemahan, banyak sampah-sampah berserakan. Agak keluar jalur setapak pasti banyak tissue-tisue bekas tempat buang air kecil atau buang air besar, Malah banyak kotoran manusianya juga. Survey kami atas kunjungan yang datang ke mahameru waktu itu sebanyak 300 pendaki (03/09). Menurut Parnginoto jangke sanimbela sebutan terkenalnya pak ungot pengelola TNBTS “kebanyakan pengunjung mahameru bukan pecinta alam hanya ikut-ikutan, dan juga karena dampak film, rata-rata tidak betanggung jawab untuk alam. Dari pihak Taman Nasional pun tidak bosan-bosannya mengingatkan sampah harus dibawa turun”. (JW Kab Probolinggo/ Setiyo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar