Sabtu, 29 Juni 2013

ADIPURA KEDUA DIARAK SEJAUH 2 KM

Kraksaan (29/06/2013) kota kraksaaan lagi berbahagia mendapatkan piala adipura untuk kedua kalinya, piala tersebut diarak dari gelora merdeka sampai alun-alun kota kraksaan. Walau panas terik matahari tidak memadamkan semangat para pawai yang berkumpul di sebelah timur gelora merdeka. pantauan jurnalis warga (jw) ratusan peserta dengan mengenakan berbagai pakaian adat serta puluhan mobil yang di hiasi berbagai model mewarnai acara tersebut. nampak dari depan replika piala adipura setinggi 2 meter menyusul dibelakang mobil dengan membawa piala adipura yang asli, dilanjut dengan berbagai tampilan budaya-budaya yang dimana pesertanya adalah instansi pemerintahan kabupaten probolinggo.

Kamis, 27 Juni 2013

JURNALIS WARGA : “ KPK, SELAMAT DATANG DI PROBOLINGGO “

Probolinggo, Jurnalis Warga – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Tim Auditor USAID Indonesia akan tiba di Jawa Timur pada tanggal 01 Juli 2013 dan melakukan audit terhadap Program Kinerja USAID di Kabupaten Jember, Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo, seperti penyampaian Bakhtiar Fitanto, LPSS (Local Publik Specialist Services) pada rapat prakondisi audit di Ruang Lobi Kepala KPMP (kantor Penanaman Modal Perijinan) kabupaten Probolinggo, (27/06). Rapat prakondisi audit tersebut menghadirkan Dina Limanto, Project Coordinator Kinerja USAID Jawa Timur, H. Saleh - Kepala KPMP, Bakhtiar Fitanto - LPSS, Samsuri - Forum Pengusaha dan Jurnalis Warga.

ANGGOTA JW MENIKAH

semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warohma,,,,amiennn

Rabu, 26 Juni 2013

“SAYA BANGGA DAN SIAP MENJADI JURNALIS WARGA YANG BENAR-BENAR ADA”

JEMBER (26 Juni 2013), setengah jam sebelum waktu yang ditentukan untuk berkumpul,  saya sudah tiba dengan menggunakan baju kemeja berwarna merah. Saya beharap dengan memakai warna merah berarti menandakan semangat juang jurnalis warga menggelora dalam diri. Sebutan jurnalis warga (JW), saya dapatkan tanpa ijasah resmi dari akademik melainkan cukup dengan bermodalkan pelatihan jurnalis dari Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM) Surabaya dengan durasi waktu kurang lebih 2 hari lamanya (15-16 April 2013). Rasa syukur akan pengetahuan jurnalis, mendapatkan media belajar jurnalis, lebih-lebih dapat kesempatan mengenal orang-orang yang luar biasa semangatnya selalu tertanam dalam diri.

KEBON AGUNG JADI SAKSI JURNALIS WARGA MASIH BERGAUNG


Jember, Jurnalis Warga – Pendampingan ke-3 yang bertempat di Aula Hotel Kebon Agung Jember dihadiri Jurnalis Warga Kabupaten Probolinggo, Bondowoso, Tulungagung, dan Jember menguak tabir gelap yang selama ini hinggap di kepala Jurnalis Warga Jawa Timur dan melegitimasi gaung Jurnalis Warga Jawa Timur sebagai sebuah komunitas yang eksistensinya bisa dipertanggungjawabkan (26/06). Kegiatan tersebut juga menjadi ajang sharing, dialog, diskusi panjang dan sekaligus ajang curhat tentang kendala yang dihadapi di lapangan saat bertugas sebagai Jurnalis Warga. Yayan Sakti , Project Manager Puskakom Surabaya berhasil memprovokasi idealisme Jurnalis Warga untuk terus mengobarkan semangat Jurnalistik sebagai kontrol sosial Transparansi Publik dan Good Governence dimanapun berada, diposisi apapun menjabat dan dalam situasi apapun Jurnalis Warga harus mampu berbuat untuk kepentingan suara dan aspirasi masyarakat. Pada kesempatan itu juga disampaikan tentang hubungan Jurnalis Warga dan OMP (Organisasi Mitra Pelaksana), LPSS ( Local Program Specialist Services) dan Pemerintah Daerah dan solusi mengatasi miskomunikasi anatar lembaga serta pola mengangkat isu/berita dari prioritas program USAID KINERJA di masing-masing kabupaten.

Selasa, 25 Juni 2013

USAID - KINERJA MENTORING JURNALIS WARGA

Probolinggo, Jurnalis Warga – Firmansyah, NO (National Officer) USAID INDONESIA berkunjung ke Sekretariat USAID KINERJA dalam rangka mentoring Jurnalis Warga Kabupaten Probolinggo (25/06). Pada kesempatan tersebut juga hadir Gus Dudung, LPSS (Local Publik Specialist Services), Jurnalis Warga (Bukhari, Yoyok dan Vidya) Alfian Hanafi, FO Puskakom Surabaya yang ditempatkan di Kabupaten Probolinggo. Kegiatan mentoring tersebut dimanfaatkan oleh Jurnalis Warga untuk melakukan dialog interaktif yang dipandu Alfian Hanafi dengan nara sumber Firmansyah, NO (National Officer) USAID INDONESIA dan Gus Dudung, LPSS (Local Publik Specialist Services). Firmansyah menekankan kepada Jurnalis Warga tentang pola pemberitaan, pola pencarian berita dan pola membangun kemitraan bersama stakeholder sumber berita agar tercipta kesinambungan. Berita tidak harus berkutat pada bidang kerjasama USAID KINERJA dan Pemerintah Daerah tetapi bisa dilakukan pengembangan dengan genre yang berbeda tetapi memiliki semangat yang sama, yaitu perubahan. Pengembangan berita juga bisa dilakukan dengan menyederhanakan tema, semisal mengangkat isu UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dalam pengurusan ijin usaha, kisah suksesnya dan mengangkat isu kesehatan dalam perspektif yang berbeda, ujar Firmansyah menjelaskan.

CALON BIDAN MUDA SIAP RANGKUL DUKUN BAYI

Probolinggo, Jurnalis Warga – Deasy Fitri, Mahasiswa Akademi Kebidanan STIKES Hafsawati – PP. Zainul Hasan Genggong menyatakan siap melakukan kerja, kolaborasi dan berbagi tugas dengan dengan Dukun Bayi demi suksesnya Persalinan Aman, Inisiasi Menyusu Dini dan Asi Eksklusif di Kabupaten Probolinggo bahkan dimanapun kelak Deasy ditugaskan (22/06). Pada pra kondisi praktek di Rumah Sakit Dr. Moch. Saleh Probolinggo, Deasy juga menjelaskan sebenarnya secara formal Pemerintah sudah melarang praktek Dukun Bayi dalam persalinan tetapi fakta dilapangan masih marak terjadi, sudah menjadi tradisi dan budaya sebagian masyarakat kita di pedesaan untuk meminta bantuan Dukun Bayi jika melahirkan. Terkait adanya keluhan Dukun Bayi dengan sikap beberapa Bidan Muda yang terkesan sombong, Deasy memberikan klarifikasi bahwa tidak sepantasnya Bidan bersikap seperti itu. Secara jujur Desay mengakui sikap sombong, suka membentak pasien, tidak memiliki empati, tidak perhatian menjadi topik hangat yang dibicarakan oleh kalangan Bidan, Dukun Bayi maupun masyarakat luas dan seharusnya sikap-sikap seperti dihilangkan, karena Bidan dituntut profesional dalam arti yang sesungguhnya, profesional dengan skill (kemampuan), profesional dengan ilmunya, profesional dengan profesinya dengan dilandasi iman yang kokoh dan akhlaq yang baik, Deasy menjelaskan penuh semangat.

MAYORITAS PELAKU USAHA TIDAK MEMILIKI IJIN


Surabaya , Jurnalis Warga – Dalam sambutannya Widarto - Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran hail Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan menyampaikan bahwa sebagian besar pelaku usaha di bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan belum memiliki ijin usaha, sehingga sedikit menyulitkan saat melakukan pengajuan kredit untuk permodalan ke Perbankan dan faktanya realitas ini juga menerpa dihampir semua segmen pelaku usaha mikro kecil menengah di Indonesia. Fakta itu terungkap pada Acara Pengembangan Kelembagaan KKMB ( Konsultan Keuangan Mitra Bank) yang diselenggarakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Timur di Gedung Napoleon DKP Jawa Timur (24/06). Lebih lanjut Widarto menyebutkan berdasar klasifikasi Permen KP No. 18/2005 tentang Skala Pengolahan hasil Perikanan sebagian besar UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah Usaha Mikro berdasar parameter omset, aset, tenaga kerja, legalitas hukum, penerapan teknologi dan teknis manajerial. di Jaw Timur ada 10.868 dengan katagori 10.413 usaha mikro, 344 usaha kecil, 46 usaha menengah dan 65 usaha besar sebuah angka yang sangat fantastis bahwa didapati 94,97% Jawa Timur masih bertaraf usaha mikro yang sebagian besar belum memiliki ijin usaha.

Kamis, 20 Juni 2013

PERAWAT SITI SUNAT 100 ANAK



Probolinggo, Jurnalis Warga – Khitanan Masal yang digelar Persatuan Perawat Nasioanal Indonesia (PPNI) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Probolinggo di Joyo Lelono menuai cerita unik tersendiri. Pasalnya acara sunat masal tersebut dilakukan justru oleh banyak perawat perempuan dan dibanding perawat laki-laki. Moedjoko, Ketua PPNI (Persatuan Perawat Nasioanal Indonesia) menjelaskan bahwa acara sunatan masal ini menghadirkan 100 anak usia 7 tahun ke atas dari 20 Kecamatan, dan melibatkan perawat senior dari 23 Puskesmas dan 5 (lima) Dokter dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Probolinggo. Lebih lanjut Moeldjoko menjelaskan tentang perbedaan Calak (Sunat yang dilakukan Kyai, jaman dulu) dengan Sunat yang dilakukan tenaga medis, pada dasarnya sama-sama dipotong bagian penutup zakarnya, tetapi yang membedakan Sunat tenaga medis lebih safety (aman) dan Higienis (sehat).

Rabu, 19 Juni 2013

POA PUSKESMAS, ATASI KEMATIAN IBU & ANAK

Probolinggo, Jurnalis Warga – Plan of Action (POA) Puskesmas diharapkan menjadi solusi bagi upaya maksimal pencegahan kematian ibu dan anak yang belakangan mulai marak terjadi di Kabupaten Probolinggo. Hal ini terungkap dalam acara Finalisasi Perencanaan Partisipatif Puskesmas di Bappeda Kabupaten Probolinggo, Selasa 18/06. Field Coordinator LPA Kabupaten Probolinggo Rusdjiono menyampaikan bahwa Finalisasi POA (Plan of Action) Puskesmas merupakan akumulasi asistensi POA di masing-masing Puskesmas yang menjadi Pilot Project LPA dan USAID – KINERJA yang dilaksanakan mulai tanggal 14 – 17 Juni 2013. Senada dengan Rusdjiono, Anna Maria dari Dinas Kesehatan menegaskan bahwa POA (Plan of Action) di Puskesmas seringkali hanya bersifat fragmentasi padahal seharusnya secara keseluruhan, dan harapannya 3 (tiga) Puskesmas (Krucil, Maron dan Sumberasih) bisa menjadi contoh sukses bagi semua Puskesmas di Kabupaten Probolinggo. Anna Maria juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan POA (Plan of Action), hingga larut malam tetap bersemangat dan memiliki dedikasi yang tinggi, etos kerja yang seperti ini harus terus dipertahankan.
2 (dua) kasus kematian ibu di Sumberasih menjadi perhatian serius semua pihak, padahal semua prosedur pelayanan dan penanganan dilalui, tetapi justru kematian ibu tak terhindarkan. Vierra – Fasilitator LPA, menguak tabir 2 (dua) kematian ibu di sumberasih dalam waktu yang hampir bersamaan. ALO seringkali disebut unprevented mortality (kematiannya tidak bisa dicegah). COB (Cedera Otak Berat) mortalitynya yang diperbolehkan hanya 70% sehingga ada 30% yang bisa dicegah pada fase yang lebih dini. Seringkali kita terlena pada fase nifas karena dianggap sudah aman, ibu sudah lahir ibunya selamat.Masalah dianggap selesai, ternyata belum.Kematian seringkali terjadi pada ibu nifas bukan pada ibu bersalin.Tendensinya pasti berbeda, kematian ibu bersalin seringkali karena perdarahan atau pre eklampsia. Jika ibu nifas sudah pulang, jauh lebih sulit. Program Jampersal, ada KN (Kunjungan Neonatus) sehingga bisa lebih aktif karena bergantung pada provider. Di Kabupaten Probolinggo, KN-nya bagaimana? Kasus di Sumberasih menurut data ANC 10x, kunjungan nifas 2x oleh dr. Sp.OG dan 4 kali oleh bidan namun tidak mau dirujuk (masih tercover Jampersal) karena berat meninggalkan pekerjaan di rumah sehingga tidak bisa menunggui keluarga.

Selasa, 18 Juni 2013

BIDAN DAN DUKUN BERMITRA TAPI TAK BERTEMAN

Probolinggo, Jurnalis Warga – Kemitraan Bidan dan Dukun masih mengalami hambatan yang serius di lapangan, hal ini terungkap pada Acara Finalisasi Perencanaan Partisipatif Puskesmas, di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Probolinggo, Selasa, 18/05. Masih terdapat ego sektoral pada masing-masing pihak, pengakuan beberapa Dukun tentang sikap Bidan Muda yang cenderung tidak ramah, miskin pengalaman, kurang menghargai dan terkesan sombong dibalas dengan pengakuan Bidan bahwa Dukun juga keras kepala, tidak higienis, jorok dan terkesan mengabaikan kaidah-kaidah persalinan aman.
Pada kesempatan itu Fasilitator LPA Viera menanggapi secara serius isu yang mencuat tentang ketidakharmonisan Bidan DukunViera. Misi Bidan dan Dukun tidak berseberangan. Jika ada perbedaan pada teknis dan teknologi, dan pemerintah melakukan pelatihan pada dukun – pendamping persalinan tradisional kemudian ditingkatkan pada partnership karena dukun memiliki peran yang memang tidak bisa serta merta diambil alih bidan.Kita tidak menghapuskan dukun.Ada fungsi dukun yang sangat khas, bahwa ibu tidak dilatih menjadi ibu.Ada ketidaksiapan system kita, tidak boleh langsung praktik namun juga menimbulkan kegagapan saat di lapangan. Namun ini memang untuk memanusiakan manusia (pasien).

Senin, 17 Juni 2013

FATWA YAYAN SAKTI : “ GABUNG PPID MASUK SURGA “

Probolinggo, Jurnalis Warga – Acara Pembukaan Lokakarya PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) Kabupaten Probolinggo 17 – 18 Juni 2013 di Ruang Bentar Pemerintah Kabupaten Probolinggo hari pertama hanya dihadiri segelintir peserta utusan SKPD terkait, Senin, 17/05. Lokakarya yang digagas oleh USAID Kinerja dan Puskakom Surabaya sebagai OMP (Organisasi Mitra Pelaksana) menghadirkan Narasumber Redi Panuju dan Yayan Sakti Suryandaru yang langsung memberikan fatwa bahwa bergabung dengan PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) akan diganjar Surga (sebuah hipno motivasi, karena peserta tak bergairah dan sepi). Lokakarya dibuka oleh Bupati Probolinggo yang diwakili Kabag Organisasi Setda Kabupaten Probolinggo, Ir. Moh. Heru Santoso, MT. Dalam sambutannya Heru Santoso menyampaikan bahwa keberadaan PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) di Kabupaten Probolinggo merupakan kebutuhan yang harus segera dipenuhi, sebagai bagian dari upaya pemenuhan Good Governence (Tata Kelola Pemerintahan yang Baik) dan Pelayanan publik yang prima. 

Sabtu, 08 Juni 2013

VIRUS JURNALIS WARGA MERAMBAH SEKOLAH (Bag – 2)

Probolinggo, Jurnalis Warga – Misi penyebaran virus jurnalistik terus dilakukan oleh Jurnalis Warga Kabupaten Probolinggo ke SMA Negeri 1 Kraksaan, Jl. Imam Bonjol No. 13. Masuk pelataran SMA Negeri 1 Kraksaan, aura bonafid sudah tercium Jurnalis Warga, pepohonan yang rindang, bangunan musholla yang hampir menyamai Mesjid di kampungku menambah sejuk dan teduh suasananya. “ Pasti suasana belajar dan mengajarnya juga kondusif “, pikirku. Selamat Pagi, Pak!, seorang satpam Sekolah membuyarkan perjalanan otak kananku, Pagi, Pak!, jawabku sekenanya. “ Ada yang bisa saya bantu, Pak?. Satpam tegas dan tersenyum. “Saya Jurnalis Warga, ingin bertemu Kepala Sekolah untuk rekrutmen Siswa-Siswi dan pembinaan ilmu Jurnalistik,” kataku kenalan dan menjelaskan. Setelah dipersilahkan duduk di ruang tunggu, seorang 2 (Dua) orang Guru menghampiriku dengan senyum mengembang. “ Maaf, Pak. Kepala Sekolah ada kegiatan di luar dan apa yang bisa kami bantu? Kata Guru itu ramah, yang belakangan kuketahui bernama Awan Wijanarko dan Moch Naseh. Setelah perkenalan cukup, dilanjutkan pemaparan program dan tujuan Jurnalis Warga ke Sekolah, tanpa menunggu terlalu lama datanglah 6 (Enam) Siswa-Siswi merapat ke ruang tunggu. “ Mohon maaf, saya hanya butuh 2 (Dua) anak saja untuk sementara”. Maka dengan pertimbangan Guru Awan dan Naseh direkomendasikan Fajri Faizal Anul Yaqin, Kelas XI IPA 2 dan Elisabet Hutaminingsih, Kelas XF. Sedikit motivasi untuk Fajri dan Elisabet mendapat respon yang bagus. Sebuah Majalah Sekolah “ ANGGENDANU “ menjadi bukti bahwa kegiatan Jurnalistik di SMA Negeri 1 Kraksaan sudah berjalan dengan baik. “ Wah, Pak Naseh jago masak, rupanya. Ujar saya bercanda, yang langsung disambut geeerrrr...oleh Guru Awan, Elisabet dan fajri. “ Ahhh...itu dulu, sempat juga Juara I Kabupaten Probolinggo, katanya sambil melirik sampul Majalah Sekolah yang memuat foto aktivitas kokinya. “ Tanpa mengurangi rasa hormat, terima kasih atas suguhan dan kerjasamanya dan saya harus melanjutkan tugas “. Ucapku seraya menjabat tangan erat Guru Awan, Naseh, Fajri dan Elisabet.
 

Selasa, 04 Juni 2013

KORBAN MERCON GEGERKAN UGD RSUD. WALUYO JATI KRAKSAAN


Kraksaan (04/06/2013), Sore tadi puluhan  manusia memadati  halaman Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD. Waluyo jati  kraksaan. Bukan untuk demo melainkan untuk mengetahui keadaan dua korban mercon (petasan, RED). “buleh beni keluarga nah, sangkeng tero taoh beih” (saya bukan keluarga nya, saya hanya ingin tau saja, RED) tutur salah satu orang saat ditanya jurnalis warga (JW). Menurut pantauan JW ada sekitar lima puluh orang yang berada dihalaman UGD dan dua puluh orang di ruangan tunggu pasien.


Senin, 03 Juni 2013

VIRUS JURNALIS WARGA MERAMBAH SEKOLAH (Bag – 1)

Probolinggo, Jurnalis Warga – Kegiatan Jurnalis Warga bukan hanya meliput berita terkait Program USAID – KINERJA dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo yang fokus kepada bidang Kesehatan dan Perijinan. Jurnalis Warga juga memiliki tanggungjawab profesi yang harus dipenuhi, salah satunya menularkan virus jurnalistik kepada warga dan generasi muda. Puskakom Surabaya sebagai OMP (Organisasi Mitra Program) USAID – KINERJA, melalui Jurnalis Warga Kabupaten Probolinggo melakukan rekruetmen calon jurnalis ke SMA dan MA Negeri maupun swasta di Kabupaten Probolinggo. Reaiitas di lapangan tidak semua Sekolah menganggap penting ilmu jurnalistik, bahkan berkeberatan memberikan rekomendasi terhadap siswa-siswinya untuk mengikuti pembekalan jurnalistik. Mengawali penyebaran virus Jurnalis Warga ke SMA Negeri 1 Dringu Kabupaten Probolinggo, Ahmad Kholis Kepala Sekolah menyambut Jurnalis Warga dengan ramah, antusias dan nampak sangat menghargai bahwa virus jurnalistik tersebut akan sangat berharga untuk siswa-siswinya. Untuk mempermudah rekomendasi Wakil kepala Sekolah Bidang Kesiswaan memberikan 2 (Dua) nama siswa-siswinya, Alina Widianti – Kelas XI IPA dan Muhammad Filosofi – Kelas XI IPA. 

TANPA IJIN “ OCEAN GARDEN RESTO “ NEKAD DIBANGUN DI PANTAI BENTAR

Probolinggo, Jurnalis Warga – Ocean Garden Resto terus dibangun oleh Edi Sunarko, walaupun tanpa Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Kantor Penanaman Modal dan Perijinan (KPMP) Kabupaten Probolinggo. Menurut Edi Sunarko pemilik Ocean Garden Resto, sebelum membangun dirinya sudah berkonsultasi dengan Bappeda Kabupaten Probolinggo perihal PERDA Nomor 3 Tahun 2011 tentang Tata Ruang Wilayah Kabupaten Probolinggo dan kesimpulannya tidak ada masalah jika tanah seluas 2500 M2 yang terletak di Pantai Bentar miliknya tersebut dimanfaatkan untuk Restoran Berbasis Ekosistem. Ocean Garden Resto juga sudah diresmikan oleh Bupati melalui Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Probolinggo, secara defacto sebenarnya sudah berijin, ungkap Edi bersemangat. Lebih lanjut Edi menjelaskan bahwa tanah 2500 M2 plus 2000 M2 yang ditumbuhi mangrove itu sudah bersertifikat atas nama Dia dan Istrinya, tanah tersebut sudah dikuasai Edi Sunarko saat dirinya menjadi Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) Tahun 1970.